Berbagai macam perubahan kimia dapt kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dua diantaranya, yaitu pembakaran dan perkaratan
1. Pembakaran (combustion)
Satu contoh perubahan kimia yang sering kita temukan ialah pembakaran. Pembakaran adalah reaksi cepat dari bahan bakar dengan oksigen. oleh karena itu, reaksi pembakaran di sebut juga oksidasi. Seringkali reaksi pembakaran menghasilkan api. Api terjadi jika panas yang dibebaskan cukup banyak sehingga hasil-hasil reaksi (yang biasanya berupa gas) berpijar. Bahan-bahan yang dapat terbakar kita sebut bahan bakar (fuel). Bahan bakar ada yang berbentuk padat, cair maupun gas.
Reaksi pembakaran banyak digunakan sebagai sumber energi, baik dalam rumah tangga maupun dalam industri. Bahan bakar yang utama adalah fosil (gas alam, miinyak bumi, dan batu bara). Selain bahan bakar fosil, ada juga berbagai jenis bahan bakar lain, misalnya kayu, alkohol, gas batu bara (gas kokas), dan hidrogen. bahan bakar fosil mengandung hidrokarbon (senyawa yang terdiri dari unsur C dan H). Pembakaran menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi.
Bahan bakar fosil + oksigen → karbon dioksida + air + energi
Pembakaran bahan makanan dalam tubuh kita juga menghasilkan karbon dioksida, air dan energi. Prosesnya sama dengan pembakaran bahan bakar, dapat dituliskan sebagai berikut:
Bahan makanan + oksigen → karbon dioksida + air + energi
Hasil percobaan yang diberikan pada tabel dibawah membuktikan hal ini.
Perbandingan antara komposisi udara dengan komposisi nafas
Tabel diatas menunjukan bahwa pernafasan merupakan tindakan mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen diikat oleh haemoglobin dalam darah ketika udara memasuki paru-paru. Oksigen tersebut diangkut kejaringan yang membutuhkan dan digunakan untuk membakar zat-zat makanan. Hasil pembakaran kemudian diangkut ke paru-paru dan dikeluarkan melalui nafas.
Sebagian air dikeluarkan melalui urin dan keringat.
NOTE :
Seringkali pembakaran menghasilkan karbon yang tampak berupa jelaga. Misalanya pada kompor minyak atau asap dari pembakaran sampah. Asap menujukan bahwa pembakaran berlangsung tidak sempurna jika oksigen tidak cukup banyak. Pembakaran tak sempurna juga menghasilkan gas beracun, yaitu gas monoksida (CO). Karbon monoksida tidak berwarna dan berbau sehingga kita tidak dapat segera menyadari keberadaannya. Oleh karena itu disarankan untuk tidak menghidaupkan mesin dalam ruang tertutup.
2. Korosi
Reaksi antara logam dengan zat-zat disekitarnya, misalnya udara dan air, disebut korosi.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Karat besi adalah besi (III) oksida terhidrasi (Fe2O3.nH2O). Pekaratan besi memerlukan oksigen dan air.
Pencegahan Korosi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi unur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Jika salah satu diantara kedua zat itu tidak tersedia, maka korosi tidak akan terjadi. Oleh karena itu, salah satu prinsip pencegahan korosi besi ialah menghindari kontak antara salah satu dari oksigen atau air. Cara lainya adalah memmberi perlindungan dari loga lain, yaitu dari zink, krom, dan magnesium. Berikut ini akan dibahas berbagai cara yang biasa dilakukan untuk mencegah/memperlambar perkaratan besi.
- Mengecat. jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. cat menghindarkan kontak dengan udara dan air
- Melumuri dengan Oli atau Gemuk. Cara ini di terapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
- Disalut dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda diballut sengan plastik. plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
- Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Tiamah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Sifat ini memberi keuntungan sehingga kaleng-kaleng bekas akan cepat hancur.
- Galvanisasi (pelapisan dengan zink). besi dapat dilindungi dengan melapisinya dengan zink. pelapisan besi atau baja dengan zink ini dikenal dengan istilah galvanisasi. Contohnya adalah tiang-tiang listrik atau telepone, pipa air, dan pagar (BRC). berbeda dengan halnya dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya ada yang rusak.
- Cromium Plating (pelapisan dengan krom). Besi atau baja dapat dilapisi dengan krom untuk memberi lapisan pelindung yang mengilap, misalnya untuk bumper mobil. sama seperti zink, krom dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan krom itu ada yang rusak.
NOTE :
Apakah Logam lainnya Mengalami Korosi?
Diantara berbagai jenis logam yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, besi tergolong yang paling mudah terkorosi. Aluminium, zink, timah, tembaga, perak, dan emas, lebih sukar terkorosi. Emas bahkan tidak mengalami korosi sekalipun sudah ribuan tahun. Sebenarnya, aluminium, zink, dan timah juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, namun reaksi segera terhenti stelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan itu melekat kuat pada permukaan logam sehingga melindungi logam dibawahnya terhadap perkaratan berlanjut. Berbeda dengan itu, karat besi bersifat keropos dan mudah mengelupas, sehingga perkaratan berlanjut. Tembaga dan perak, terlebih lagi emas, adalah logam yang sukar bereaksi, termasuk dengan oksigen dari udara, sehingga tidak terkorosi.
EmoticonEmoticon